Minggu, 17 April 2016

Hijab Syari Calon Bidadari Surga



Subhanallah jilbab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul. Jilbab itu ‘iffah (kemuliaan). Jilbab itu kesucian. Jilbab itu pelindung. Jilbab itu taqwa. Jilbab itu iman. Jilbab itu haya’ (rasa malu). Jilbab itu ghirah (perasaan cemburu). Tak kan ada rasa sesal maupun kecewa sedikit pun memakai jilbab ini. Kesetiaan pada jilbablah yang harus dilekatkan di hati.

Allah berfirman:
‘’….. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. (QS. An-Nisa ayat 13)

Wahai para muslimah jika kita mentaati perintah Allah dan rasul maka kelak akan mendapatkan syurga Allah SWT. Ayat di atas dikutip dari surah an-Nisa yang berarti wanita , perhatikanlah dalam al-Quran tertera surah wanita sedang surah lelaki tidak ada, ini bertanda bahwa wanita bisa mempunyai peran penting dalam menempuh kehidupan dan kemajuan Islam tetapi wanita bisa juga menjadi sumber fitnah terbesar jika tidak mentaati kaidah-kaidah Allah dan Rasul-Nya.

Hijab dan Jilbab adalah masalah Fiqih (Syari’ah),  Keempat Mazhab yang terkenal seperti Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali dan semua ahli Fiqih dan Syariat Islam sependapat bahwa aurat perempuan adalah semua badannya kecuali Muka dan Telapak tangan.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya: laki-laki yang tangan mereka menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang dan berlenggak-lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR Muslim).

Seorang muslimah akan selalu ingin menjadi tampil menarik di hadapan manusia akan tetapi penampilan yang paling menarik dari semua penampilan adalah penampilan yang sesuai syariat Allah sang pengasih dan penyayang hambanya dengan memerintahkan memakai jilbab sebagai penyempurna kewajiban sebagai seorang muslimah yang sudah baligh, hal ini adalah bentuk kasih sayang kepada hambanya khususnya wanita, yakinlah bahwa Allah mengatur semua ini hanya untuk kepada saudariku-saudariku.

Dari Khalid bin Duraik: ‘’Aisyah RA, berkata: ‘’Suatu hari, asma binti abu bakar menemui Rasulullah SAW dengan menggunakan pakaian tipis, beliau berpaling darinya dan berkata: ‘’wahai asma’’ jika perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada anggota tubuhnya yang terlihat kecuali ini dan ini, sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak tangan.’’ (HR. Abu Daud).

Aurat wanita yang tidak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain (selain suami dan mahramnya) adalah seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Hal ini berdasarkan dalil hadits di atas dan ayat ayat berikut.

Saudariku yang muslimah, yakinlah bahwa syariat mengatur kehidupan kita, itu semua teruntuk kebaikan dan kemashlahatan dunia dan akhirat, tidak akan ngaruh kekokohan Allah sebagai Tuhan, jika saudariku berhijab syar’i atau tidak, hasilnya akan kembali kepada diri pribadi kita masing-masing. Mohon maaf dengan sebesar-besarnya jika bahasa-bahasa yang digunakan terlalu over sebab ini semua agar mudah dipahami tak ada niat kecuali saling mengingatkan, wallahu a’lamu bishowab.

Dakwatuna.com


Rabu, 06 April 2016

Jilbab Gaul atau Jilbab Syar’i



Hijab syar'i, khimar

Hayo Ukhti, pilih mana Jilbab gaul atau  jilbab syar’i?
 Modelnya di lilit dengan belasan jarum pentul dikepala atau hanya butuh satu, dua aja?
Pilih mana Ukh, yang ribetnya minta ampun atau yang simple-simple aja?.
Ikut  trend yang bikin pusing karena tiap detik ada saja yang baru bin aneh-aneh atau yang sesuai dengan ketetapan Allah SWT?.
Ikut yang mana, kaum mayoritas yang salah atau mengikuti kaum minoritas yang benar?
Lebih baik kepanasan di dunia atau di akhirat?
Menarik perhatian manusia yang nggak bakalan ada habisnya atau menarik perhatian Allah yang dijamin bahagia?
Pilihannya ada di kita kan Ukhti?. Sesuai dengan perintah Allah, atau sesuai perintah hati nurani kita?
Jangan ada penyesalan diantara kita nantinya ya, Ukh (hehehe..). ayo kita syari’I kan jilbab. Bagi yang udah syar’I jilbabnya keep Istiqamah ya..
Lalu, bagaimana sih, jilbab yang termasuk syar’I itu, kita cek yuk:
1. Jilbab yang panjang dan tebal (tidak tipis dan tembus pandang)
2. Menggunakan baju gamis atau baju yang longgar dan rok
3. No Punuk Unta
4. Menggunakan kaos kaki
Sudah tahu kan Ukh. Mari kita pakai jilbab syar’I mulai sekarang. Percayalah, Allah memberikan aturan karena Allah ingin menjaga kita, bukankah wanita itu perhiasan dan perhiasan tentu harus dilindungi bukan?.

Keep Istiqamah dengan Hijab Syar'i

hijab syar'i


Usah bersedih.
Jika hijab syar’i yang kau kenakan  membuat mereka menertawakanmu, meneriakimu dengan ramuan-ramuan kata yang menyakitkan jiwa.
Tak apa, Usahlah bersedih.

Hapuslah marahmu.
Biarkan saja, biarlah mereka berkata apa. Meski berbeda. Karena berbeda tak jadi masalah jika tujuanmu Allah. Jika yang kau harapkan cintaNya. Cinta yang takkan mengkhianatimu, cinta yang senantiasa menjagamu, cinta yang akan menjadikanmu dicintai makhluk di bumi dan dirindui makhluk di langit.

Kuatkan dirimu.
Meski sakit terasa semakin menghimpit. Perjuangan harimu terasa kian pahit. Kuatkan saja dirimu, ada Allah yang senantiasa menjagamu.

Peduli apa kata mereka. Menatapmu aneh dengan selembar kain yang kau ulurkan.  Menertawakanmu tanpa sadar ajalnya sekejab mata.
Peduli apa kata mereka. Karena mereka memang tak tahu apa-apa. Ya, mereka tak tahu bagaimana jalan yang kau tempuh hingga sampai ke titik ini.
Mereka tak tahu seperti apa  kau tersungkur  di kesunyian malam. Dalam sujud yang syahdu  sampai kau ketakutan jika ajal segera datang. Sementara, mendapati diri masih berada dalam kubangan dosa, masih bangga dengan jilbab singkat dan busana ketat. Peduli apa kata mereka.

Cukup.
Cukup kau saja yang tahu bagaiman jilbab yang ditertawakan ini membuat hidupmu terasa pasti. Membuat duniamu makin berarti, dan cukup dengan doa saja agar mereka yang kini tertawa mendapatkan hidayah segera. Cukup dengan doa untukmu dan untuk mereka.